Pasangan Idaman

Assalamu'alaikum, sahabat.
Memasuki minggu kedua arisan blog,saya agak deg2an. Pasalnya, tema kali ini memerlukan pembahasan yang cukup lama antar anggota arisan. Akibatnya, terpaksa saya harus kembali menulis di injury time. Duhh... *ya kali gara2 itu far, hihi
Daaan yang juga bikin deg2an lagi adalaah tema yang diangkat utk arisan blog kali ini, yaitu: 

Jika saya laki2, siapakah perempuan di Biro KLI yang saya idamkan?  *.*

Akan tetapi, berhubung ini blog saya, maka saya memutuskan untuk menerjemahkannya menjadi: 

Jika saya pria, siapakah  perempuan di Biro KLI yang saya idamkan untuk menjadi pasangan hidup?
*serius banget far *emang :D

Gambar dari sini http://anitasnotebook.com/

Meski kalo dibaca agak ngeri gimanaaa gitu, hihi...tapi gak juga kok. Intinya adalah saya akan bercermin. Kira2apa kriteria seorang laki2 dalam memilih pasangan. So, nantinya, saya akan berupaya menjadi perempuan sebagaimana sang laki2 memandang perempuan untuk menjadi pasangan hidup. *pusing ga sih kalimatnya haha

Berhubung sampel yang digunakan adalah teman2 di lingkungan Biro saya, maka lingkupnya menjadi lebih kecil saudaraah..Nah, sebelum masuk ke pembahasan utama kita, maka saya akan menyebutkan kriteria apa yang perluu ada utk menjadi pasangan idaman saya. Yuk mulai..

Pertama, muslimah shalihah.
Berhubung saya ingin menjadi pria yang beruntung, maka kriteria pertama adalah dia harus muslimah yang shalihah. Ini anjuran yang ditekankan Rasulullah saw dalam memilih pasangan, dan menomorsekiankan kecantikan, kekayaan, dan kedudukan. Yup, memilih krn agamanya dipastikan menjadi pria yang beruntung..

Kok bisa far? Sebab jika si wanita takut dan taat kepada Rabbnya, maka insya Allah si wanita juga akan taat kepada suaminya. Nah klo sama Sang Pemilik dunia dan seisinya aja ga taat, gimanalah mau taat sama suami yang cuma bisa kasih makan nafkah sesuai kemampuan, hihi

Yok lanjut...

Trus taunya gimna klo si perempuan ini taat? Diantaranya adalah mengenakan jilbab. Sholat 5 waktu dan mau terus belajar terutama tentang agama. Meskipun ada banyak juga ukuran yang bisa dipakai, tapi ketiga hal ini,menurut saya, wajib ada.

Kedua, menyenangkan jika dipandang
Serius loh, gak semua yang cantik itu menyenangkan jika dipandang. Cukup menyenangkan saat dipandang, maka seorang permpuan sudah menjadi cantik di mata saya. Ternyata Rasulullah SAW juga menganjukan demikian..Dalam salah satu hadist beliau saw bersabda bahwa salah satu dari 3 sumber kebahagiaan adalah wanita shalihah yang bila dipandang mengagumkanmu. 

Jadi cukup yang menyenangkan dan mengagumkan... Liatnya dari mana far? Wah kalo ini bingung juga jawabnya,,hihi Biasanya ini berhubungan dengan hati, jadi agak susah ditebak. Tapiii, sesuatu yang berasal dari hati akan mudah sampai ke hati juga.. Misalnya saja, saat orang lain tulus tersenyum, maka kita yang disenyumin jadi ikut bahagia... Beda kan kalo yang semyumnya cuma basa basi aja..
So, (mungkin yaa) itu bisa jadi salah satu indikatornya.

Ketiga. menjadi teman bicara yang menyenangkan dan meneduhkan.
Jika saya pria, maka saya akan bahagiaaaa banget kalo saya punya pasangan yang enak diajak bicara, terlebih mereka yang suka mendengarkan. Keahlian 'mendengarkan' ini tidak semua orang punya. Butuh orang2 sabar yang bersedia mendengarkan,semembosankan apapun cerita kita. Saya punya sahabat perempuan yang kalo saya melucu dan sama sekali ga lucupun, dia akan tertawa renyah.. Maasyaa Allaah. betapa betapa yaaa...
Rasanya seperti setiap ada hal apapun, maka orang pertama yang saya ingat untuk berbagai kebahagiaan (juga kesedihan) adalah sahabat saya yang satu itu.. :')

Keempat, peduli
Yaitu mereka yang ga hidup di dunianya sendiri, beda yaa sama orang introvert yang memang senang dalam kesunyian. Tapi ga berarti orang2 introvert itu ga care sama sahabatnya. Peduli ini bisa diterjemahkan dalam banyak bentuk. Salah satunya memberikan perhatian2 kecil yang ga semua orang bisa melakukannya. Sesuatu yang sederhana tapi *cess nyampe ke hati :D

Kelima, dapat dipercaya.
Nah ini juga kuddduuuuu banget ada. Saat kita mempercayakan sesuatu kepada orang lain, menceritakan hal2 yang ga semua orang tau, di situ berarti kita menitipkan sesuatu yang berharga dari diri kita kepada orang lain. Klo kita yang ada di posisi orang yang dipercaya, maka jangan siakan kepercayaan orang tersebut kepada kita *ntms nih

Keenam, selalu support dan bersangka baik
Dua hal ini layaknya kepingan mata uang yang tak terpisahkan. Hadirnya dua sifat ini pada diri sesorang yang menjadi pasangan hidupmu adalah anugerah yang patut disyukuri. Saat kita lemah, ada yang mendukung. Kemudian tidak mudah berprasangka buruk. Dia selalu mencari2 alasan utk berprsangka baik kepada orang lain *jarang bgt yaa yg kayak gini

Ketujuh. Senang menasehati dalam kebenaran dan kesabaran
Teman yang baik, bukanlah mereka yang selalu membenarkan apapun sikap kita, tetapi mereka yang berani mengatakan salah, saat kita berbuat hal yang keliru. Apa lagi yang jadi pasangan hidup, harus banget ini menasehati dalam kebenaran. Tapi dengan cara yang baik yaa, yang santun. Termasuk juga menasehati dalam kesabaran, sebab hidup itu pasti ada sakitnya, ada jatuhnya, ada pahitnya. Meski tau sabar itu penting, kita selalu butuh orang2 yang mau membri nasehat utk selalu sabar.

Kedelapan, cerdas. :)

Gituu aja..
Ada ga yaa.. perempuan kayak gini, terkhusus lagi di Biro KLI?

Jawabnya ada.. Yeaay..

Daaan yang masuk nominasi adalah:
1. Mbak Echi
2. Mbak Lulu
3. Mbak Hayyu
4. Mbak Reny
5. Mbak Anggit
6. Mbak Pipit

Kalo muslimah shalihah, insya Allah keenam2nya masuk yeaay.. aamiin. Mereka berjilbab, sholat 5 waktu, dan seneng ikut kegiatan agama di kantor macem tahsin, kajian, dll.. :D
Terus keenam2nya sangat menyenangkan dan mengagumkan jika dipandang.. Buat saya iya bangett

Namun saya harus menjatuhkan pilihan pada satu orang saja *ceritanya setia
Maka pilihan jatuh pada Mbak Lulu, yeaay selamaattt *fiuh
Ketujuh kriteria ini insyaa Allah ada pada semua teman yang saya sebutkan di atas. Sayngnya yang jomblo cuma tinggal satu, hihi

Apapun sebenarnya setiap kita harus terus memperbaiki diri, karena jodoh kita adalah cerminan kita. 
Kriteria kita terhadap pasangan harusnya jadi refleksi tentang apakah kita sudah layak dan punya karakter yang jugademikian. Klo belum minta pertolongan kepada yang Maha segala agar setiap upaya kita dimudahkan.

*akhirnya tema blog yang berat ini selesai dibahas juga dengan cara yang agak berat, hehe
Selamat bercermin dan memperbaiki diri, far :'( *ayoklah












                  

My Workspace so Simple

Setelah empat tahun lamanya, Allah mengingatkan saya akan keberadaan blog ini. Salah satunya lewat ajakan teman untuk ikut meramaikan arisan blog. Maasyaa Allah, kreatif ya mereka :')

Padahal, dalam kurun waktu selama itu, saya sudah pindah ke sana-ke sini. Mulai dari pengalaman rotasi eselon III, lanjut tugas belajar satu setengah tahun, balik ngantor lagi, hingga menghadapi kenyataan untuk bermigrasi ke tempat baru. Dan...disinilah saya. Mulai mengisi kembali blog yang udah lama ga dikunjungi. Pantes ya pengikutnya ga nambah-nambah..hehe

Di tempat yang baru ini, ada hal baru (juga) yang bikin saya excited. Yap. Meja kerja dengan kubikel. Meskipun banyak yang ga gitu suka dengan 'pengkotak-kotakan' yang diciptakan ala si kubikel ini, saya cenderung yang seneng-seneng aja hehe. Pasalnya, privasi lebih terjaga dan saya tipikal yang senang memiliki waktu sendiri. Orang bilangnya introvert kali ya. Hal ini yang bikin saya jadi lebih konsentrasi dalam bekerja.

Balik lagi tentang kubikel, satu hal saja yang kurang oke dari kubikel ini menurut saya adalah menciptakan jarak pandang yang sempit. Padahal, layar kerja pada komputer seringkali bikin mata jenuh. Terlebih komputer yang saya miliki alhamdulillah besaaar, sehingga lebih cepat bikin mata lelah. Tapi kata Mbak Irma (lirik rekan kerja di samping) "jangan sedih". Cukup lemparkan pandangan mata ke luar jendela.

Bagimanapun, saya cenderung yang gak punya banyak tuntutan utk yang namanya workspace yaa.. Soalnya saya tahu hal apa aja yang bisa menaikkan mood saya saat bekerja. Salah satunya melalui benda bernama headset. Maka jangan heran kalo sering lihat saya menggunakan headset saat bekerja.

Yang didengerin apa? Percaya ga percaya, saya masih bisa bekerja sambil mendengarkan kajian a.k.a. ceramah. Tapi kalo udah mulai ganggu konsentrasi, kajiannya distop dulu, ganti dengan yang gak perlu disimak semisal nasyid dan teman-temannya.

So, meja kerja saya standar-standar aja. Asalkan ada ATK yang memadai dan headset, amanlah sudah. Sebab hal yang paling bisa bikin saya konsentrasi lama di depan komputer (baca: bekerja) adalah memulai hari dengan mendekatkan diri sama Allah.

Caranya banyak ya, mulai dari berdoa dulu sebelum berangkat kantor "bismillahi tawakaltu 'alallah laa haula wa laa quwwata illa billah" sampe memulai pagi dengan sholat dhuha atau tilawah. Boleh dicoba ya kakak, insya Allah hari itu jadi makin semangat. Yeayy.

Intinya workspace ga gitu ngaruh dengan semangat kerja saya, asal rutinitas harian pagi kudu dijalanin sebelum kerja.  Sarapan untuk tubuh dan sarapan untuk hati.